No ratings yet.

Dalam perencanaan digital marketing, content pillar adalah salah satu metode paling efektif untuk meningkatkan tingkat keterlibatan (engagement rate) di berbagai platform. Dengan strategi ini, brand dapat membangun narasi yang konsisten, memperkuat engagement, serta meningkatkan efektivitas distribusi konten.

Baik dalam bentuk artikel website maupun postingan di media sosial, penggunaan content pillar dapat membantu bisnis lebih mudah menyampaikan pesan kepada target audiens. Dalam artikel ini, kita akan membahas manfaat content pillar, jenis-jenis dan contohnya, serta cara membuat content pillar yang efektif agar strategi marketing kamu sukses. Penasaran? Simak terus sampai habis, ya!

Apa itu Content Pillar?

Content Pillar

Content pillar adalah konsep penyusunan konten berdasarkan tema utama yang mencakup berbagai subtopik terkait. Dengan metode ini, konten dapat dikelompokkan secara sistematis untuk meningkatkan keterlibatan audiens serta memperkuat strategi marketing online.

Ada dua jenis utama content pillar berdasarkan channel distribusinya:

  1. Content Pillar untuk Website & Blog → Biasanya berupa artikel panjang yang mendalam, dengan cluster content yang lebih spesifik.
  2. Content Pillar untuk Media Sosial → Konten di Instagram, TikTok, LinkedIn, atau Twitter dengan gaya yang lebih ringan dan engaging.

Apa Manfaat dari Pembuatan Content Pillar?

Content Pillar

Content pillar adalah strategi yang sangat efektif untuk berbagai channel marketing, baik blog maupun media sosial. Dengan metode ini, brand bisa mengoptimalkan penyebaran informasi, meningkatkan engagement, serta memperkuat posisi di mesin pencari. Berikut manfaat utama dari content pillar yang bisa kamu rasakan jika menerapkannya dengan baik.

1. Memudahkan Perencanaan Konten

Content pillar berfungsi sebagai kerangka utama yang membantu dalam menyusun strategi konten secara lebih terstruktur. Dengan memiliki pilar utama, kamu tidak perlu bingung mencari ide setiap kali ingin membuat konten baru. Semua materi sudah dikelompokkan dalam tema besar yang dapat dipecah menjadi sub-konten yang lebih spesifik.

2. Meningkatkan SEO dan Ranking di Google

Dalam digital marketing, visibilitas website adalah hal yang sangat penting. Dengan menggunakan strategi content pillar, kamu bisa menciptakan struktur konten yang lebih terorganisir dengan internal linking yang kuat. Hal ini membantu algoritma Google pencari memahami hubungan antara berbagai konten di situsmu, sehingga meningkatkan peluang untuk mendapatkan peringkat lebih tinggi di Google.

3. Meningkatkan Engagement di Media Sosial

Tidak hanya untuk blog, content pillar juga bermanfaat dalam strategi sosial media marketing. Dengan membagi konten ke dalam kategori yang relevan, audiens lebih mudah memahami tema besar yang diangkat. Konsistensi dalam menyajikan konten juga akan meningkatkan engagement rate seperti like, comment, dan share. Tentu saja, hal ini akan membantu algoritma media sosial menampilkan kontenmu ke lebih banyak orang.

4. Memperkuat Branding dan Kredibilitas

Bisnis yang memiliki content pillar terlihat lebih profesional dan kredibel di mata audiens. Dengan membahas suatu topik secara menyeluruh dan mendalam, kamu bisa membangun citra sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya. Ini sangat penting, terutama jika kamu ingin membangun strategi branding di industri tertentu.

5. Memudahkan Distribusi Konten

Content pillar memungkinkan kamu untuk mendaur ulang atau mengadaptasi satu konten utama menjadi berbagai format yang berbeda. Misalnya, artikel panjang di blog bisa dipecah menjadi infografik untuk Instagram, thread di Twitter, atau video pendek di TikTok. Dengan cara ini, kamu bisa menjangkau lebih banyak audiens di berbagai platform.

6. Membantu Lead Generation dan Konversi

Konten yang terstruktur dengan baik membantu mengarahkan audiens melalui customer journey, mulai dari tahap kesadaran hingga pembelian. Dengan memberikan informasi yang bernilai secara konsisten, audiens akan lebih percaya dengan brand kamu, sehingga lebih mudah untuk dikonversi menjadi pelanggan.

7. Menghemat Waktu dan Sumber Daya

Karena content pillar memberikan struktur yang jelas, proses pembuatan konten menjadi lebih efisien. Tim pemasaran tidak perlu membuang waktu untuk brainstorming setiap saat, karena sudah ada pilar utama yang bisa dijadikan referensi. Hal ini juga menghemat biaya produksi konten dalam jangka panjang.

Apa Saja Jenis dan Contoh Content Pillar?

Content Pillar

Content pillar bisa dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan tujuan dan cara penyampaiannya. Setiap jenis memiliki peran tersendiri dalam strategi marketing, baik untuk blog maupun media sosial. Berikut adalah lima jenis content pillar beserta contohnya:

1. Educational Content

Educational content pillar bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi audiens. Konten ini membantu audiens memahami suatu topik, menyelesaikan masalah, atau mendapatkan wawasan baru.

Contoh:

  • Blog post yang membahas “Panduan Lengkap SEO untuk Pemula”
  • Infografik tentang cara kerja algoritma Instagram
  • Video tutorial tentang penggunaan produk tertentu
  • E-book gratis tentang strategi pemasaran digital
  • Webinar yang membahas tren industri terbaru

Educational content sangat efektif untuk membangun kredibilitas brand, meningkatkan SEO, dan menarik audiens yang sedang mencari solusi atau informasi di internet.

2. Promotional Content

Jenis content pillar ini berfokus pada promosi produk atau layanan dengan cara yang tidak terlalu hard-selling. Tujuannya adalah menarik perhatian audiens dan mengajak mereka untuk mengambil tindakan, seperti membeli produk atau menggunakan layanan tertentu.

Contoh:

  • Postingan media sosial yang memperkenalkan fitur baru dari suatu aplikasi
  • Artikel di website toko online tentang manfaat produk yang ditawarkan
  • Testimoni pelanggan dalam bentuk video atau tulisan
  • Kampanye diskon atau giveaway di Instagram
  • Newsletter email yang berisi penawaran eksklusif

Promotional content tidak hanya meningkatkan conversion rate tetapi juga membantu membangun awareness terhadap produk atau layanan yang kamu tawarkan.

3. Conversational Content

Conversational content adalah jenis content pillar yang bertujuan untuk membangun interaksi dan keterlibatan dengan audiens. Konten ini sering kali berbentuk pertanyaan, diskusi, atau ajakan untuk berbagi pengalaman.

Contoh:

  • Postingan Instagram dengan pertanyaan seperti “Apa tantangan terbesarmu dalam membangun bisnis online?”
  • Polling Twitter tentang fitur mana yang paling disukai dalam suatu aplikasi
  • Thread di LinkedIn yang membahas pengalaman pengguna dalam menggunakan produk tertentu
  • Podcast interaktif yang melibatkan pendengar dalam sesi tanya jawab
  • Instagram Live yang memungkinkan audiens mengajukan pertanyaan langsung

Dengan konten yang bersifat dua arah ini, brand bisa lebih dekat dengan audiens dan membangun hubungan yang lebih personal.

4. Entertainment Content

Entertainment content pillar bertujuan untuk menghibur audiens sambil tetap menyisipkan pesan yang relevan dengan brand. Konten ini sering kali lebih ringan dan mudah dikonsumsi.

Contoh:

  • Meme yang berkaitan dengan industri atau niche bisnis
  • Video TikTok yang menampilkan tren atau challenge
  • Storytelling dalam bentuk video pendek di Reels atau YouTube Shorts
  • Infografik humor yang menggambarkan pengalaman pelanggan
  • Kuis interaktif yang menghibur sekaligus memberikan edukasi ringan

Jenis konten ini sangat efektif untuk meningkatkan engagement, karena audiens cenderung lebih sering membagikan konten yang menghibur.

5. Agile Content

Agile content merujuk pada konten yang dibuat secara cepat dan relevan dengan tren atau peristiwa terkini. Jenis content pillar ini sangat penting untuk tetap relevan di tengah perubahan pangsa pasar dan minat audiens.

Contoh:

  • Reaksi terhadap berita viral yang berhubungan dengan industri
  • Update algoritma media sosial dan dampaknya bagi pengguna
  • Trend marketing terbaru yang sedang ramai dibicarakan
  • Ulasan tentang event atau konferensi besar di industri tertentu
  • Kampanye real-time yang menyesuaikan dengan situasi atau musim tertentu

Agile content memungkinkan brand untuk tetap up-to-date dengan tren dan meningkatkan peluang viralitas di media sosial.

Bagaimana Cara Membuat Content Pillar yang Efektif?

Content Pillar

Membuat content pillar yang efektif bukan hanya tentang menyusun kumpulan artikel atau postingan media sosial. Kamu perlu strategi yang matang agar setiap konten yang dibuat bisa saling terhubung, bermanfaat bagi audiens, dan membantu brand mencapai tujuannya. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk menciptakan content pillar yang kuat dan terstruktur.

1. Tentukan Topik Utama yang Relevan

Langkah pertama dalam membuat content pillar adalah menentukan topik utama yang relevan dengan bidang atau industri bisnis kamu. Pilih topik yang cukup luas, namun tetap relevan dengan kebutuhan audiens serta layanan atau produk yang kamu tawarkan.

Tips dalam memilih topik:

  • Pastikan topik tersebut memiliki pencarian yang tinggi di Google.
  • Pilih topik yang bisa dikembangkan menjadi banyak sub-konten.
  • Sesuaikan dengan tren industri dan kebutuhan target audiens.

Misal, jika kamu menjalankan bisnis digital marketing, contoh content pillar yang bisa kamu buat adalah “Strategi Pemasaran Digital,”. Kemudian, kamu bisa membangun sub-konten dari topik tersebut, seperti SEO, social media marketing, email marketing, dan lainnya.

2. Lakukan Riset Keyword dan Tren

Riset keyword sangat penting untuk memastikan bahwa content pillar yang kamu buat memiliki peluang besar untuk muncul di hasil pencarian Google. Gunakan tools seperti Google Keyword Planner, Ahrefs, atau Ubersuggest untuk menemukan kata kunci dengan volume pencarian tinggi dan persaingan yang masih memungkinkan.

Selain itu, pantau tren industri dan media sosial untuk melihat apa yang sedang ramai dibicarakan. Ini akan membantu kamu membuat konten yang lebih relevan dan menarik bagi audiens.

3. Buat Struktur Konten yang Jelas

Content pillar harus memiliki struktur yang jelas agar audiens mudah memahami hubungan antara satu konten dengan konten lainnya. Biasanya, struktur content pillar terdiri dari:

  • Pillar Content: Konten utama yang membahas topik secara luas dan menyeluruh.
  • Cluster Content: Sub-konten yang lebih spesifik dan mendalam, membahas bagian tertentu dari pillar content.
  • Internal Linking: Menghubungkan semua konten agar lebih mudah diakses dan membantu SEO.

Misalnya, jika topik utama kamu adalah “Strategi Pemasaran Digital,” maka cluster content bisa berupa artikel tentang SEO, jenis iklan berbayar, email marketing, dan social media marketing.

4. Buat Konten yang Berkualitas dan Bernilai

Content pillar yang efektif harus memberikan nilai bagi audiens. Pastikan konten yang dibuat informatif, mudah dipahami, dan tidak sekadar berisi promosi. Gunakan data, studi kasus, infografik, atau video untuk membuat konten lebih menarik.

Jangan lupa untuk mengoptimasi konten agar SEO-friendly dengan:

  • Menggunakan keyword secara natural dan tidak berlebihan.
  • Membuat meta title dan meta description yang menarik.
  • Menambahkan gambar dengan alt text yang relevan.
  • Menggunakan internal linking untuk menghubungkan konten terkait.

5. Sesuaikan dengan Platform Distribusi

Setiap platform digital memiliki format kontennya sendiri. Blog membutuhkan artikel berkualitas dengan internal link yang kuat, sementara media sosial lebih cocok dengan konten visual dan singkat. Sesuaikan content pillar dengan format yang tepat agar lebih efektif dalam menjangkau audiens.

Misalnya:

  • Artikel blog bisa dipecah menjadi thread di Twitter.
  • Infografik dari artikel bisa dibagikan di Instagram atau Pinterest.
  • Video pendek bisa dibuat dari poin-poin utama dalam content pillar.

6. Evaluasi dan Perbarui Secara Berkala

Content pillar bukan sesuatu yang statis. Kamu harus terus mengevaluasi performanya dengan melihat data dari Google Analytics, Search Console, atau insight media sosial. Jika ada tren baru yang relevan, perbarui konten agar tetap fresh dan relevan.

Sudah Paham Apa itu Content Pillar dan Cara Membuatnya?

Content pillar adalah strategi penting dalam pemasaran digital yang membantu brand menyusun konten secara terstruktur, meningkatkan engagement, dan memperkuat SEO. Dengan memahami manfaat, jenis, serta cara membuatnya, kamu bisa menciptakan konten yang relevan dan bernilai bagi audiens.

Namun, agar strategi content pillar berjalan optimal, kamu juga memerlukan domain yang profesional dan mudah diingat. RNA.id menyediakan layanan domain berkualitas untuk membangun kehadiran online yang kuat. Dengan domain yang tepat, content pillar yang kamu buat akan lebih kredibel dan mudah ditemukan oleh target audiens. Segera dapatkan domain terbaik untuk website kamu hanya di RNA.id!

Rate this Article

About Author

Hiqbal Fauzi

As SEO Specialist at Deneva with a bachelor's in animal husbandry, passionate about digital marketing, especially in SEO.

daftar reseller

This will close in 0 seconds