No ratings yet.

Dalam marketing online yang serba cepat, kamu butuh strategi yang nggak cuma kreatif, tapi juga terstruktur dan terbukti berhasil. Salah satu pendekatan yang masih relevan dan powerful hingga saat ini adalah AIDA marketing. Buat kamu yang baru dengar istilah ini, AIDA marketing adalah model pemasaran klasik yang sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu, namun tetap ampuh untuk mengarahkan calon konsumen dari tahap “melirik” hingga akhirnya “membeli”.

AIDA sendiri merupakan singkatan dari Attention, Interest, Desire, dan Action. Keempat tahap ini jadi pondasi utama dalam membangun strategi komunikasi pemasaran yang efektif—baik dalam konten digital, campaign, iklan, maupun branding.

Nah, kalau kamu ingin tahu lebih dalam soal AIDA marketing, mulai dari definisi, keunggulan, contoh penerapannya, hingga strategi lengkapnya, yuk simak artikel ini sampai tuntas. Kita akan bahas secara mendalam namun dengan bahasa yang ringan, biar kamu bisa langsung terapkan ke bisnismu sendiri!

Apa Itu AIDA Marketing?

AIDA marketing adalah model marketing klasik yang menggambarkan tahapan perjalanan pelanggan dari pertama kali menyadari sebuah brand hingga akhirnya melakukan pembelian. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Elias St. Elmo Lewis pada akhir abad ke-19 dan masih digunakan luas hingga saat ini, terutama dalam digital marketing, copywriting, dan campaign strategy.

Berikut penjelasan tiap elemen dalam model AIDA:

  1. Attention (Perhatian): Tahap pertama adalah menarik perhatian calon pelanggan. Bisa lewat headline menarik, visual mencolok, atau iklan yang catchy.
  2. Interest (Minat): Setelah perhatian didapat, langkah selanjutnya adalah membangun ketertarikan. Di sini kamu harus menyampaikan informasi atau manfaat produk yang relevan dengan kebutuhan audiens.
  3. Desire (Keinginan): Tahap ini fokus pada mengubah minat menjadi keinginan. Kamu bisa menonjolkan unique selling point, testimoni, atau solusi spesifik yang produk kamu tawarkan.
  4. Action (Tindakan): Tujuan akhirnya adalah mendorong pelanggan untuk bertindak—baik itu membeli, mendaftar, atau melakukan klik. Biasanya dibarengi dengan call-to-action (CTA) yang jelas.

Model AIDA sangat efektif karena menyederhanakan cara berpikir marketer dalam menyusun pesan yang sesuai dengan psikologi konsumen. Strategi ini juga fleksibel dan bisa diterapkan di hampir semua kanal pemasaran, baik online maupun offline.

Apa Keunggulan dari AIDA Marketing?

Berikut adalah keunggulan strategi AIDA marketing:

1. Membantu Fokus pada Perjalanan Pelanggan

Salah satu keunggulan utama dari AIDA marketing adalah kemampuannya dalam memetakan customer journey dengan jelas. Setiap tahapan—dari menarik perhatian hingga mendorong pembelian—membantu kamu memahami bagaimana calon konsumen berpikir dan bertindak. Dengan begitu, kamu bisa menyusun konten atau kampanye yang sesuai dengan psikologi mereka.

2. Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Dengan mengikuti struktur AIDA, kamu jadi punya kerangka kerja yang rapi untuk menyusun pesan dari strategi branding. Alhasil, komunikasi jadi lebih terarah dan tidak asal-asalan. Misalnya, kamu nggak langsung menjual produk di awal, tapi lebih dulu menarik perhatian dan membangun ketertarikan. Ini meningkatkan kemungkinan audiens tertarik sampai akhir.

3. Mengoptimalkan Copywriting

Buat kamu yang sering bikin copy untuk iklan atau konten promosi, AIDA bisa jadi panduan emas. Banyak copywriter profesional yang menyusun teks promosi berdasarkan struktur AIDA karena lebih engaging dan persuasive. Kalau kamu perhatikan, jenis iklan terbaik di luar sana hampir selalu mengikuti pola ini.

4. Fleksibel di Berbagai Kanal Pemasaran

AIDA marketing tidak hanya cocok untuk satu platform saja. Kamu bisa menerapkannya di berbagai media—mulai dari iklan digital (Google Ads, Facebook Ads), media sosial, landing page, email marketing, sampai video promosi. Fleksibilitas ini membuat AIDA sangat relevan, baik untuk digital marketer pemula maupun yang sudah senior.

5. Meningkatkan Conversion Rate

Karena model AIDA menyusun alur komunikasi yang natural dan logis sesuai cara berpikir manusia, tingkat konversi cenderung meningkat. Ketika kamu mampu memikat perhatian, menumbuhkan minat, membangkitkan keinginan, dan akhirnya mendorong aksi, kemungkinan audiens untuk melakukan pembelian jadi lebih besar.

6. Cocok untuk Semua Jenis Bisnis

Nggak peduli apakah kamu menjalankan bisnis fashion, kuliner, SaaS, atau bahkan jasa freelance, strategi AIDA tetap relevan. Kamu bisa menyesuaikannya dengan karakter brand kamu dan tipe audiens yang kamu tuju. Ini membuat AIDA jadi strategi yang universal.

Apa Saja Contoh AIDA Marketing? (±500 kata)

Agar kamu makin paham, berikut adalah beberapa contoh penerapan AIDA marketing dari berbagai kanal:

1. Iklan Instagram (Produk Fashion)

  • Attention: Foto produk dengan model populer dan warna mencolok.
  • Interest: Caption menjelaskan bahan premium dan desain eksklusif.
  • Desire: Testimoni dari pelanggan atau endorsement selebgram.
  • Action: CTA: “Klik link di bio buat order sekarang!”

2. Landing Page Software

  • Attention: Headline Landing Page: “Capek ngatur tugas tim? Kami punya solusinya!”
  • Interest: Penjelasan fitur yang menyelesaikan masalah umum di tim.
  • Desire: Studi kasus perusahaan yang sukses pakai software tersebut.
  • Action: Tombol CTA: “Coba Gratis 14 Hari Sekarang”

3. Email Marketing Produk Skincare

  • Attention: Subjek email: “Rahasia kulit glowing tanpa ribet”
  • Interest: Penjelasan singkat soal kandungan produk dan manfaatnya.
  • Desire: Diskon terbatas dan ulasan positif dari pengguna.
  • Action: Tombol CTA: “Beli Sekarang – Stok Terbatas!”

4. TikTok Video Campaign

  • Attention: Hook visual + musik tren di 3 detik pertama.
  • Interest: Story Telling tentang masalah umum yang relate.
  • Desire: Produk muncul sebagai solusi dengan visual estetik.
  • Action: Ending: ajakan langsung beli di link bio.

Bagaimana Cara Membuat Strategi AIDA Marketing?

Membangun strategi berdasarkan AIDA marketing bukan hanya soal menyusun urutan teks. Kamu juga harus memahami audiens dan media yang digunakan. Berikut panduan lengkapnya:

1. Attention: Menarik Perhatian Audiens

Tahap awal dalam strategi AIDA marketing adalah Attention, yaitu bagaimana kamu mencuri perhatian target audiens di tengah lautan informasi yang membanjiri internet. Di tahap ini, fokusmu adalah “membuat orang berhenti scroll”.

Cara Menerapkannya:

  • Gunakan headline yang menarik, provokatif, atau memancing rasa penasaran.
  • Manfaatkan visual yang mencolok seperti gambar, warna kontras, atau animasi.
  • Gunakan data statistik atau pertanyaan yang relate dengan masalah audiens.
  • Terapkan FOMO (Fear of Missing Out) agar audiens merasa harus melihat lebih lanjut.

Contoh:

Bayangkan kamu menjual produk skincare. Judul iklan seperti “90% Wanita Ini Salah Pilih Serum, Kamu Salah Satunya?” bisa jadi pemicu perhatian yang efektif.

2. Interest: Membangun Ketertarikan

Setelah perhatian didapat, kamu perlu menjaga momentum dengan membangun minat. Di sinilah kamu memberi informasi yang relevan dan menjawab rasa penasaran mereka.

Cara Menerapkannya:

  • Tampilkan manfaat utama dari produk atau layanan kamu.
  • Ceritakan kisah atau testimoni dari pengguna lain (storytelling).
  • Jelaskan bagaimana produk kamu bisa menyelesaikan masalah mereka.
  • Sajikan konten edukatif yang singkat tapi bermakna.

Tips Penting:

Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan relatable. Hindari jargon teknis yang bikin bingung, kecuali audiens kamu memang profesional di bidangnya.

3. Desire: Menumbuhkan Keinginan untuk Memiliki

Di tahap Desire, tugasmu adalah membuat audiens ingin mencoba produk atau layananmu. Artinya, kamu harus mengubah rasa tertarik menjadi kebutuhan emosional.

Cara Menerapkannya:

  • Tampilkan keunggulan produk yang membedakan kamu dari kompetitor bisnis.
  • Gunakan elemen emosional seperti rasa percaya diri, kenyamanan, atau prestise.
  • Tampilkan bonus, promo terbatas, atau testimoni influencer.
  • Sajikan video demo atau before-after.

Contoh:

Kalau kamu menawarkan kursus online, kamu bisa menulis: “Bayangkan 30 hari dari sekarang, kamu bisa menghasilkan income tambahan dari skill desain grafis—dan semuanya bisa dimulai hari ini.”

4. Action: Mengajak Mereka Bertindak

Tahap terakhir dalam strategi AIDA marketing adalah Action, yaitu saat kamu mendorong audiens untuk melakukan tindakan tertentu—apakah itu membeli, mendaftar, atau menghubungi.

Cara Menerapkannya:

  • Gunakan CTA (Call-to-Action) yang jelas dan tegas seperti “Beli Sekarang”, “Daftar Gratis”, atau “Coba Demo”.
  • Permudah proses: minimalkan langkah yang harus dilakukan untuk aksi.
  • Sertakan urgency seperti countdown, kuota terbatas, atau penawaran waktu terbatas.

Tips:

Gunakan CTA di tempat strategis—di akhir konten, dalam iklan, atau di pop-up yang muncul saat audiens menunjukkan minat (misal setelah scroll 75%).

5. Kenali Audiens Secara Mendalam

Salah satu kunci keberhasilan strategi AIDA adalah memahami siapa yang kamu ajak bicara. Jangan asal bikin konten tanpa tahu apa yang dibutuhkan atau diinginkan target pasar kamu.

Langkah-langkah:

  • Bangun persona pelanggan berdasarkan data (usia, gender, profesi, kebiasaan online).
  • Lakukan survei kecil atau riset keyword untuk memahami masalah mereka.
  • Lihat kompetitor dan konten yang disukai audiens kamu.

Semakin kamu mengenal audiens, semakin tepat kamu bisa menyusun narasi AIDA.

6. Sesuaikan dengan Platform yang Digunakan

AIDA marketing adalah strategi yang bisa kamu aplikasikan di berbagai media. Tapi pendekatannya harus disesuaikan.

Contohnya:

  • Instagram Ads: Fokus pada visual mencolok dan caption yang langsung to the point.
  • Landing Page Website: Gunakan storytelling lengkap dari Attention hingga CTA.\
  • Email Marketing: Buat subject line yang kuat, lalu edukasi dan tutup dengan CTA.

Jangan samakan konten TikTok dengan LinkedIn, ya! Meskipun kerangka AIDA sama, gayanya perlu disesuaikan agar tidak salah sasaran.

7. Uji dan Evaluasi Strategi

Setelah semua tahapan AIDA diterapkan, jangan lupa untuk evaluasi performa strategi konten atau kampanye kamu. AIDA marketing bukan sistem sekali jadi. Justru keunggulannya ada pada fleksibilitas dan ruang untuk perbaikan.

Apa yang bisa kamu ukur:

  • CTR (Click-Through Rate)
  • Conversion Rate
  • Engagement Rate (khususnya di tahap Interest & Desire)
  • ROI dari iklan berbayar

Gunakan data tersebut untuk mengoptimasi di bagian mana audiens kamu mulai berhenti bergerak ke tahap selanjutnya.

Kesimpulan

AIDA marketing adalah strategi klasik namun tetap relevan untuk menarik perhatian, membangun minat, menumbuhkan keinginan, hingga mendorong audiens mengambil tindakan. Dengan memahami setiap tahap dan menerapkannya secara tepat, kamu bisa meningkatkan efektivitas komunikasi pemasaran dan mendorong konversi lebih tinggi. Nah, kalau kamu ingin membangun brand yang kuat dan profesional dari awal, pastikan kamu juga punya domain yang kredibel. Kamu bisa beli domain dengan mudah di RNA.id dan mulai perkuat strategi pemasaran digitalmu hari ini. Karena strategi AIDA akan lebih optimal saat brand kamu tampil terpercaya di dunia online.

Rate this Article

About Author

Hiqbal Fauzi

As SEO Specialist at Deneva with a bachelor's in animal husbandry, passionate about digital marketing, especially in SEO.

daftar reseller

This will close in 0 seconds