Subjek email adalah elemen penting dalam sebuah pesan email karena menjadi hal pertama yang dilihat penerima sebelum memutuskan untuk membuka pesan. Baris singkat ini berfungsi seperti “judul” yang mewakili isi email dan menentukan kesan pertama terhadap pengirim. Subjek yang jelas, relevan, dan menarik akan meningkatkan peluang email dibaca, direspons, atau ditindaklanjuti.
Baik untuk promosi bisnis maupun komunikasi formal, subjek email yang tepat dapat mempengaruhi seberapa besar peluang dari sebuah pesan akan dibaca. Artikel ini akan membahas apa itu subjek email, cara membuatnya, serta berbagai contoh yang bisa kamu terapkan untuk keperluan lamaran kerja, akademik, hingga bisnis. Penasaran? Simak artikel ini sampai habis, yaa…
Apa itu Subjek Email?

Subjek email adalah baris teks pendek yang ditempatkan pada kolom “Subject” saat hendak mengirim email. Subjek berfungsi sebagai ringkasan singkat yang memberi gambaran isi pesan agar penerima memahami tujuan email sebelum membukanya. Keberadaan subjek sangat penting karena menjadi penentu pertama apakah penerima akan tertarik membaca isi email atau tidak.
Dalam praktiknya, subjek email harus mampu menyampaikan konteks pesan secara padat, jelas, dan menarik tanpa menimbulkan kesan berlebihan. Misalnya, untuk email lamaran kerja, subjek yang baik mencantumkan posisi yang dilamar dan nama pengirim.
Lalu saat membuat email bisnis, subjek sebaiknya menyoroti inti penawaran atau promosi yang ditawarkan. Lewat subjek yang tepat, komunikasi menjadi lebih efisien, penerima mudah menemukan kembali email tersebut, dan pesan yang kamu kirim terlihat profesional.
Apa Fungsi dari Subjek Email?

Subjek menjadi “gerbang” yang menentukan apakah email akan dibuka, dibaca, atau diabaikan. Tanpa subjek yang jelas dan menarik, pesan kamu bisa hilang di tumpukan inbox atau malah langsung dianggap spam. Berikut penjelasan tentang fungsi-fungsi utama subjek email dalam berbagai konteks:
1. Menarik Perhatian Penerima
Inbox seseorang bisa dipenuhi ratusan pesan setiap hari. Di tengah banjir email, penerima hanya punya beberapa detik untuk memutuskan pesan mana yang perlu dibuka. Subjek yang singkat, informatif, dan relevan akan langsung menonjol dan menarik perhatian.
2. Memberi Gambaran Isi Pesan
Fungsi paling mendasar dari subjek adalah memberikan konteks isi email. Dengan membaca subjek saja, penerima sudah bisa menebak tujuan pesan, apakah itu undangan rapat, lamaran kerja, konfirmasi pembayaran, atau penawaran promosi.
Subjek yang informatif memudahkan penerima menilai urgensi dan mempersiapkan jawaban tanpa harus membuka email terlebih dahulu. Misalnya, subjek “Konfirmasi Jadwal Meeting Kamis” langsung memberi informasi jelas tanpa basa-basi.
3. Meningkatkan Open Rate
Dalam strategi marketing online khususnya via email, open rate adalah metrik penting yang menunjukkan persentase penerima yang membuka email. Subjek yang dirancang dengan kata-kata menarik dan relevan terbukti dapat meningkatkan open rate secara signifikan.
Open rate tinggi berarti pesan kamu dibaca lebih banyak orang, peluang konversi pun ikut naik. Oleh karena itu, marketer sering melakukan A/B testing untuk membandingkan dua subjek berbeda dan memilih yang paling efektif.
4. Mencerminkan Profesionalisme
Email tanpa subjek atau dengan subjek asal-asalan dapat menurunkan kredibilitas pengirim. Bagi pelamar kerja, subjek yang rapi menunjukkan keseriusan dan sikap profesional. Misalnya, menulis “Lamaran Kerja – Social Media Specialist – Rani Putri” jauh lebih baik daripada hanya menulis “Lamaran Pekerjaan”. Hal yang sama berlaku untuk email bisnis, di mana subjek yang jelas mencerminkan reputasi perusahaan.
5. Mempermudah Pencarian dan Arsip
Fungsi subjek email berikutnya adalah sebagai kata kunci untuk pencarian bagi penerima, di waktu yang akan datang. Penerima bisa dengan mudah menemukan email lama hanya dengan mengetikkan beberapa kata penting di kotak pencarian inbox. Misalnya, subjek “Invoice Hosting September 2025” akan memudahkan pencarian bukti pembayaran dibanding subjek umum seperti “Tagihan”.
6. Mengurangi Risiko Masuk Spam
Filter spam biasanya menilai subjek untuk menentukan apakah sebuah email layak masuk kotak masuk utama. Subjek yang jelas, tidak berlebihan, dan bebas kata-kata spam seperti “GRATIS!!!” atau “Cepat Kaya” akan lebih aman dari penyaringan otomatis.
Bagaimana Contoh Subjek Email yang Baik dan Benar?

Subjek email tidak bisa dibuat seragam untuk semua situasi. Setiap kebutuhan memiliki karakteristik tersendiri—mulai dari gaya bahasa, tingkat formalitas, hingga kata kunci yang perlu ditekankan. Berikut adalah berbagai contoh subjek email berdasarkan konteks yang paling sering digunakan, lengkap dengan variasi praktis yang bisa kamu tiru.
1. Contoh Subjek Email Lamaran Kerja
Subjek email untuk lamaran kerja harus profesional, singkat, dan mencantumkan informasi penting seperti posisi yang dilamar dan nama pengirim. Ini membantu HRD mengenali pesan dan mempermudah proses seleksi. Berikut contohnya:
- Lamaran Kerja – Content Writer – Rani Putri
- Application for Digital Marketing Specialist – [Nama Kamu]
- [Nama Lengkap] – Lamaran Social Media Manager
Tips: Gunakan tanda hubung atau pemisah (– atau |) agar lebih rapi dan mudah dibaca.
2. Contoh Subjek Email ke Dosen atau Pengajar
Email kepada dosen adalah bentuk komunikasi formal yang membutuhkan kesan sopan dan jelas. Cantumkan maksud komunikasi, seperti permintaan bimbingan atau konfirmasi jadwal. Berikut adalah contoh subjek email untuk dosen dan bidang terkait pendidikan formal:
- Permohonan Bimbingan Skripsi – [Nama Lengkap]
- Konfirmasi Jadwal Konsultasi Tugas Akhir
- Pertanyaan Terkait Materi Kuliah Digital Marketing
Untuk konteks akademik, hindari kata-kata promosi atau singkatan yang tidak formal.
3. Contoh Subjek Email Bisnis
Dalam bisnis, subjek harus mampu menonjolkan inti pesan, seperti proposal kerjasama, penawaran, atau follow-up. Gunakan kata yang menekankan manfaat atau urgensi. Berikut beberapa contohnya:
- Proposal Kerjasama Kampanye Digital – RNA
- Follow Up Penawaran Layanan Website Nevaweb
- Konfirmasi Pembayaran Hosting – September 2025
- Undangan Presentasi Strategi Marketing Mix 2025
Gunakan kata kunci seperti proposal, follow up, atau konfirmasi agar penerima langsung memahami isi pesan.
4. Contoh Subjek Email Promosi dan Pemasaran
Email marketing adalah jenis email yang membutuhkan subjek menarik, tapi tidak boleh terlihat seperti spam. Fokus pada manfaat, diskon, atau tawaran spesial. Berikut adalah beberapa contoh penulisan subjek untuk kebutuhan email marketing:
- Flash Sale Domain .id Mulai Rp20 Ribu
- Diskon 50% untuk Paket Cloud Hosting Nevacloud
- Panduan Gratis: Cara Optimasi Website agar Ranking #1
- Klaim Promo Eksklusif Hari Ini Saja
Tambahkan kata seperti “Hari Ini” atau “Terbatas” untuk memunculkan rasa urgensi, tapi jangan gunakan huruf kapital berlebihan.
5. Contoh Subjek Email Bahasa Inggris
Subjek dalam bahasa Inggris umumnya digunakan untuk komunikasi internasional atau perusahaan multinasional. Tetap jaga kejelasan dan profesionalisme. Berikut contoh subjek email bahasa Inggris untuk berbagai kebutuhan profesional:
- Meeting Request for Project Collaboration
- Job Application – Marketing Intern – [Your Name]
- Follow Up on Partnership Proposal
- Invoice for September Hosting Services
Penggunaan kata kerja seperti Request, Application, atau Follow Up membuat subjek terasa langsung dan to the point.
6. Contoh Subjek Email Pribadi
Untuk komunikasi santai, misalnya dengan teman atau komunitas, subjek email bisa kamu buat dengan cara lebih fleksibel dan kreatif. Contohnya sebagai berikut:
- Rencana Liburan ke Bali Akhir Tahun
- Undangan Reuni Alumni 2010
- Update Kegiatan Komunitas SEO Indonesia
Bagaimana Cara Membuat Subjek Email yang Baik dan Benar?

Membuat subjek email yang efektif adalah seni sekaligus strategi. Subjek email bukan sekadar deretan kata, tetapi faktor penentu apakah penerima akan membuka pesan atau langsung melewatkannya. Berikut panduan lengkap yang bisa kamu terapkan untuk membuat subjek email yang menarik, relevan, dan profesional:
1. Gunakan Kalimat Singkat dan Padat
Subjek email idealnya berada di kisaran 6–10 kata atau sekitar 40–60 karakter. Alasan utamanya adalah keterbatasan ruang pada layar perangkat, terutama smartphone. Subjek yang terlalu panjang akan terpotong, membuat pesan kehilangan konteks penting. Contohnya sebagai berikut:
- “Konfirmasi Jadwal Wawancara – Marketing Intern”
- “Promo Domain .ID Mulai Rp20 Ribu”
2. Masukkan Informasi Paling Penting di Awal
Penerima biasanya hanya membaca beberapa kata pertama. Jadi, letakkan kata kunci atau informasi utama di awal subjek agar mereka langsung menangkap maksud pesan. Misalnya, “Invoice Hosting September – NevaCloud” Penulisan subjek seperti ini lebih efektif dibanding “NevaCloud Mengirimkan Invoice untuk Layanan Hosting September”.
3. Sesuaikan dengan Tujuan Email
Email adalah bentuk komunikasi virtual yang memiliki tujuan serta subjek yang berbeda beda, baik untuk lamaran kerja, promosi, komunikasi bisnis, atau pesan pribadi. Gaya dan pilihan kata subjek harus mencerminkan konteks tersebut. Dalam hal ini, kamu bisa menyesuaikan subjek dengan tujuan email seperti contoh berikut:
- Untuk lamaran kerja: sertakan posisi dan nama.
- Untuk promosi: fokus pada manfaat atau urgensi.
- Untuk email ke dosen: gunakan nada formal dan sopan.
4. Gunakan Kata yang Mengundang Tindakan
Kata kerja yang jelas dapat mendorong penerima untuk membuka email. Pilih kata yang menekankan tindakan atau manfaat. Kata seperti “Daftar,” “Klaim,” “Konfirmasi,” atau “Undangan” memberikan sinyal bahwa ada hal penting yang perlu dilakukan. Contoh:
- “Klaim Promo Hosting Terbatas Hari Ini”
- “Undangan Webinar Optimasi Website”
5. Hindari Clickbait dan Kata Spam
Menggunakan kata-kata yang terlalu sensasional seperti Gratis!!!, Cepat Kaya, atau 100% Aman dapat memicu filter spam. Alih-alih menarik, email kamu justru bisa masuk folder sampah. Gunakan bahasa jujur dan relevan agar penerima merasa percaya.
6. Personalize Jika Memungkinkan
Cara membuat subjek email berikutnya adalah dengan melakukan personalisasi pesan. Tahukah kamu, personalisasi dapat meningkatkan open rate email. Menambahkan nama penerima atau menyebut hal spesifik membuat email terasa lebih personal. Berikut contoh subjek email yang personalize:
- “Rani, Ini Promo Domain Terbaik Bulan Ini!”
- “Update Terbaru untuk Hosting Anda”
7. Uji Coba dan Analisis
Untuk kebutuhan bisnis online atau marketing, lakukan A/B testing pada subjek dan email yang kamu kirim. Cobalah kirim dua versi subjek berbeda ke sebagian kecil audiens untuk mengetahui mana yang menghasilkan open rate lebih tinggi. Data ini penting untuk optimasi kampanye berikutnya.
8. Gunakan Bahasa yang Sesuai Audiens
Jika penerima adalah profesional atau akademisi, kamu bisa buat subjek email dengan menggunakan gaya bahasa formal. Namun, untuk email promosi atau komunitas, kamu bisa memakai nada lebih santai. Sesuaikan gaya bahasa sesuai dengan target audiens yang kamu tuju, agar email terasa lebih personal dan tepat sasaran.
Sudah Paham Cara Buat Subjek Email yang Efektif?
Subjek email adalah kunci pertama yang menentukan apakah pesan kamu dibuka atau diabaikan. Jika kamu membuat subjek secara jelas, singkat, dan relevan, email akan lebih mudah menarik perhatian penerima, baik untuk urusan pribadi, bisnis, maupun promosi. Bagi kamu yang ingin memaksimalkan komunikasi digital, memiliki alamat email profesional dengan domain sendiri akan membuat subjek email terlihat lebih kredibel. Di RNA, kamu bisa membeli dan mendaftarkan domain sesuai kebutuhan bisnis atau personal dengan proses yang cepat dan aman. Mulailah dengan domain yang tepat agar setiap subjek email yang kamu kirim memberi kesan profesional dan meningkatkan peluang dibaca.

