No ratings yet.

Dalam dunia bisnis, fleksibilitas finansial adalah salah satu kunci sukses. Salah satu cara perusahaan menjaga arus kas sambil tetap memenuhi kebutuhan operasional adalah dengan memanfaatkan trade credit. Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah ini, tapi apa sebenarnya trade credit, dan bagaimana cara kerjanya?

Artikel ini akan mengupas tuntas definisi trade credit, manfaat yang ditawarkannya, risiko yang perlu diperhatikan, serta beberapa contohnya dalam praktik bisnis. Informasi ini tidak hanya berguna bagi kamu yang ingin memulai peluang bisnis, terutama untuk mengasah strategi keuangan satu ini. Yuk, simak ulasan lengkapnya!

Pengertian Trade Credit

Source: Freepik

Trade credit adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh pemasok kepada pembeli dalam transaksi bisnis. Dalam skema ini, pemasok mengizinkan pembeli untuk menerima barang atau jasa terlebih dahulu dan melakukan pembayaran kemudian, biasanya dalam jangka waktu 30, 60, atau 90 hari.

Secara sederhana, trade credit memungkinkan bisnis untuk mendapatkan barang atau layanan tanpa harus membayar tunai secara langsung. Sistem ini sangat umum dalam sektor B2B (business-to-business) karena memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Dalam hal ini, pihak pemasok akan mendapatkan kepercayaan dari pembeli, sementara pembeli memiliki fleksibilitas untuk mengelola arus kas tanpa menunda operasi bisnisnya. Biasanya, trade credit dicatat sebagai akun utang dalam laporan keuangan pembeli dan akun piutang (cash ratio) dalam laporan distributor atau pemasok.

Manfaat Utama Trade Credit bagi Bisnis

Source: Freepik

Trade credit adalah strategi keuangan yang bermanfaat bagi bisnis, terutama dalam menjaga kelancaran operasional, proses purchasing, dan untuk mendukung pertumbuhan. Berikut tujuh manfaat utama yang bisa kamu dapatkan dengan memanfaatkan trade credit:

1. Mengelola Arus Kas dengan Lebih Efisien

Salah satu manfaat terbesar dari trade credit adalah fleksibilitas dalam mengelola arus kas. Kamu bisa mendapatkan barang atau jasa dari pemasok tanpa perlu langsung membayar. Ini membuat perusahaan bisa menggunakan dana tunai yang tersedia untuk kebutuhan mendesak lainnya, seperti membayar gaji karyawan atau menjalankan marketing online.

Sebagai contoh, sebuah bisnis ritel yang menggunakan trade credit untuk membeli stok dapat menjual produk tersebut terlebih dahulu sebelum membayar pemasok, sehingga menciptakan sirkulasi uang yang lebih efisien.

2. Meningkatkan Hubungan dengan Pemasok

Trade credit dapat membantu kamu membangun hubungan yang lebih baik dengan pemasok, baik distributor maupun supplier. Ketika kamu memanfaatkan fasilitas ini dan membayar tepat waktu, hal ini menunjukkan bahwa bisnis kamu dapat dipercaya.

Hubungan yang baik dengan pemasok atau distributor adalah hal yang bisa menimbulkan berbagai keuntungan. Misalnya, prioritas dalam pengiriman barang atau potongan harga untuk pembelian di masa mendatang. Kepercayaan merupakan fondasi utama dalam kerja sama bisnis yang sukses.

3. Mendukung Pertumbuhan Bisnis

Bisnis yang sedang berkembang seringkali membutuhkan sumber daya tambahan untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Dengan trade credit, kamu bisa mendapatkan bahan baku atau barang tanpa harus mengeluarkan uang tunai terlebih dahulu.

Misalnya, perusahaan manufaktur yang menerima pesanan besar dapat membeli bahan baku menggunakan trade credit, memproduksi barang, dan menjualnya sebelum pembayaran jatuh tempo. Ini memungkinkan perusahaan untuk memenuhi pesanan besar tanpa harus mencari pendanaan tambahan.

4. Mengurangi Ketergantungan pada Pinjaman Bank

Daripada mengajukan pinjaman bank yang biasanya disertai bunga, trade credit adalah alternatif pembiayaan yang lebih hemat biaya. Selama kamu membayar sebelum tenggat waktu yang ditentukan, fasilitas ini sering kali tidak dikenakan bunga atau biaya tambahan.

Dengan begitu, bisnis kamu bisa tetap beroperasi tanpa menambah beban utang dari institusi keuangan, yang sering membutuhkan agunan atau proses administrasi yang rumit.

5. Meningkatkan Daya Saing

Dengan akses yang lebih cepat ke barang atau bahan baku, bisnis kamu dapat menyediakan layanan atau produk kepada pelanggan secara tepat waktu. Ini sangat penting di pasar yang kompetitif, di mana kecepatan dan efisiensi menjadi faktor kunci keberhasilan.

Sebagai contoh, kamu jualan online produk elektronik dan menggunakan trade credit untuk membeli stok terbaru, agar bisa segera menawarkannya ke pelanggan sebelum pesaing lainnya. Hal ini memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan, terutama bagi bisnis atau perusahaan yang memiliki banyak saingan.

6. Meningkatkan Reputasi dan Kredibilitas Bisnis

Ketika pemasok memberikan trade credit kepada kamu, itu menunjukkan bahwa mereka memiliki kepercayaan terhadap bisnis kamu. Kredibilitas ini tidak hanya penting dalam menjaga hubungan dengan pemasok, tetapi juga dapat meningkatkan reputasi bisnis kamu di mata mitra dan pelanggan lainnya.

Bahkan, memiliki histori trade credit yang baik bisa menjadi nilai tambah jika kamu ingin mengajukan pendanaan atau bekerja sama dengan perusahaan besar di masa depan.

7. Memberikan Kesempatan untuk Diskon Pembayaran Cepat

Beberapa pemasok memberikan insentif berupa diskon jika kamu membayar lebih cepat dari tenggat waktu yang ditentukan. Misalnya, pemasok dapat menawarkan diskon 2% jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari, meskipun batas akhir pembayaran sebenarnya adalah 30 hari.

Ini adalah peluang untuk menghemat biaya operasional jika kamu memiliki dana tunai yang cukup untuk memanfaatkan insentif tersebut. Selain itu, hal ini juga meningkatkan hubungan bisnis yang saling menguntungkan.

Jenis-Jenis Trade Credit

Source: Freepik

Trade credit adalah salah satu metode pembiayaan yang fleksibel dan sering digunakan dalam dunia bisnis. Namun, tidak semua trade credit sama, karena jenisnya bervariasi berdasarkan durasi dan kondisi pembayaran. Berikut adalah enam jenis trade credit yang perlu kamu pahami:

1. Kredit Jangka Panjang

Kredit jangka panjang biasanya diberikan dengan tenggat waktu pembayaran yang lebih dari 90 hari, bahkan bisa mencapai 180 hari atau lebih. Jenis kredit ini biasanya diberikan kepada perusahaan besar atau proyek yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan pendapatan.

Sebagai contoh, perusahaan konstruksi yang membangun gedung besar sering menerima kredit jangka panjang dari pemasok atau supplier bahan bangunan. Kredit ini memberi waktu bagi perusahaan untuk menyelesaikan proyek sebelum harus membayar pemasok.

2. Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek adalah jenis trade credit yang harus dilunasi dalam waktu relatif singkat, biasanya 30 hingga 60 hari. Jenis ini sering digunakan oleh bisnis kecil atau ritel yang membutuhkan barang cepat untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Misalnya, bisnis online toko pakaian mungkin membeli stok baru dari pemasok dengan tenggat waktu pembayaran 30 hari. Dalam periode tersebut, toko dapat menjual produk dan menggunakan hasilnya untuk membayar utang dagang.

3. Diskon Pembayaran Awal

Beberapa pemasok memberikan insentif berupa diskon kepada pembeli jika mereka membayar lebih awal dari tenggat waktu. Misalnya, pemasok menawarkan diskon 2% jika pembayaran dilakukan dalam 10 hari, meskipun batas waktu sebenarnya adalah 30 hari (sering disebut sebagai syarat “2/10, net 30”).

Diskon ini menguntungkan pembeli karena dapat menghemat biaya, sementara pemasok mendapatkan pembayaran lebih cepat. Diskon pembayaran awal sering digunakan dalam industri dengan margin tipis, seperti grosir atau bisnis ritel.

4. Kredit Berdasarkan Kuantitas Barang

Jenis kredit ini diberikan berdasarkan volume pembelian. Semakin banyak barang yang dibeli, semakin fleksibel syarat pembayaran yang ditawarkan. Biasanya, pemasok memberikan waktu pembayaran lebih lama untuk pembelian dalam jumlah besar.

Misalnya, distributor makanan frozen mungkin menawarkan fasilitas kredit 90 hari untuk pesanan di atas Rp100 juta. Namun, mereka hanya memberikan kredit 30 hari untuk pesanan yang lebih kecil.

5. Kredit Berdasarkan Musim (Seasonal Credit)

Kredit musiman diberikan untuk mendukung bisnis yang beroperasi berdasarkan musim tertentu. Misalnya, bisnis UKM yang menjual toko perlengkapan sekolah sering menerima kredit musiman sebelum tahun ajaran baru dimulai. 

Pemasok memberikan waktu pembayaran lebih panjang agar toko dapat menjual produk mereka selama musim puncak. Setelah musim berakhir, toko baru melunasi pembayaran sesuai jadwal. Kredit jenis ini membantu bisnis musiman menjaga arus kas tetap sehat.

6. Kredit Terbuka (Open Account Credit)

Kredit terbuka adalah jenis trade credit paling sederhana dan sering digunakan. Dalam skema ini, pemasok mengirimkan barang atau jasa kepada pembeli tanpa memerlukan dokumen tambahan selain faktur. 

Pembeli cukup membayar sesuai jadwal yang tertera pada faktur tersebut. Jenis ini biasanya digunakan dalam hubungan bisnis jangka panjang, di mana kepercayaan antara pemasok dan pembeli sudah terbangun dengan baik.

7. Konsinyasi (Consignment Credit)

Dalam model ini, pemasok mengirimkan barang kepada pembeli, tetapi pembayaran hanya dilakukan ketika barang tersebut terjual. Barang yang tidak terjual dapat dikembalikan ke pemasok tanpa kewajiban pembayaran.

Misalnya, toko buku menerima buku dari penerbit berdasarkan sistem konsinyasi. Toko hanya membayar untuk buku yang berhasil dijual dan mengembalikan sisanya setelah periode tertentu. Jenis ini mengurangi risiko bagi pembeli karena mereka tidak perlu menanggung kerugian barang yang tidak laku.

8. Kredit Bergulir (Revolving Credit)

Revolving credit adalah jenis trade kredit yang memungkinkan pembeli menggunakan batas kredit tertentu secara berulang selama jangka waktu tertentu. Setiap kali pembayaran dilakukan, batas kredit yang tersedia akan kembali penuh.

Misalnya, sebuah restoran bekerja sama dengan pemasok bahan makanan yang menawarkan revolving credit hingga Rp50 juta. Setiap kali restoran membeli bahan makanan, nilai kredit yang digunakan akan berkurang. Setelah pembayaran dilakukan, batas kredit kembali tersedia untuk pembelian berikutnya.

Contoh Trade Credit dalam Dunia Bisnis

Source: Freepik

Trade credit adalah alat penting dalam dunia bisnis yang memungkinkan perusahaan untuk membeli barang atau jasa terlebih dahulu dan membayar di kemudian hari. Fasilitas ini sering digunakan oleh berbagai jenis usaha untuk mendukung operasi mereka tanpa langsung membebani keuangan. Berikut adalah lima contoh nyata bagaimana trade credit diterapkan dalam bisnis sehari-hari:

1. Distributor Elektronik kepada Toko Ritel

Sebuah distributor elektronik, seperti penyedia ponsel atau laptop, sering memberikan fasilitas trade credit kepada toko ritel. Toko ritel dapat menerima produk dari distributor tanpa membayar langsung, biasanya dengan jangka waktu pembayaran 30 hingga 60 hari.

Dengan fasilitas ini, toko dapat menjual produk kepada pelanggan terlebih dahulu, memperoleh pendapatan, lalu membayar distributor sesuai jadwal yang telah disepakati. Ini memungkinkan toko untuk mengelola arus kas lebih baik sambil menjaga stok tersedia.

2. Pemasok Bahan Baku kepada Manufaktur

Pabrik manufaktur sering bekerja sama dengan pemasok bahan baku seperti baja, plastik, atau bahan kimia. Dalam banyak kasus, pemasok memberikan trade credit dengan waktu pembayaran yang fleksibel, seperti 90 hari.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan otomotif membutuhkan bahan baku untuk memproduksi mobil. Dengan trade credit, mereka dapat membeli bahan baku, menyelesaikan produksi, dan menjual mobil sebelum harus membayar pemasok. Ini membantu pabrik mengurangi kebutuhan pendanaan tambahan.

3. Perusahaan Percetakan kepada Penerbit Buku

Perusahaan percetakan sering memberikan fasilitas trade credit kepada penerbit buku. Setelah mencetak buku, penerbit diberikan waktu untuk membayar jasa percetakan, biasanya setelah buku tersebut dijual ke distributor atau toko buku.

Misalnya, jika penerbit memesan cetakan 10.000 eksemplar buku, mereka dapat membayar biaya percetakan setelah buku mulai terjual. Fasilitas ini membantu penerbit mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, terutama saat meluncurkan buku baru.

4. Produsen Makanan kepada Restoran

Restoran sering bekerja sama dengan produsen makanan atau pemasok bahan baku yang menyediakan fasilitas trade credit. Dengan begitu, restoran dapat membeli bahan makanan seperti daging, sayur, dan rempah-rempah tanpa harus membayar di awal.

Sebagai contoh, sebuah restoran besar memesan bahan makanan senilai Rp10 juta dari pemasok. Restoran dapat menggunakan bahan tersebut untuk menyajikan makanan kepada pelanggan dan menghasilkan pendapatan sebelum membayar pemasok pada akhir bulan.

5. Agen Periklanan kepada Klien Bisnis

Dalam industri jasa, seperti periklanan, trade credit juga sering diterapkan. Sebuah agen periklanan dapat menjalankan kampanye iklan di internet untuk klien tanpa meminta pembayaran penuh di awal. Klien diberikan waktu pembayaran, misalnya 30 atau 60 hari, setelah kampanye selesai.

Sebagai contoh, perusahaan marketplace luar negeri yang besar bekerja sama dengan agen periklanan untuk kampanye musim diskon. Agen membiayai iklan terlebih dahulu, dan klien membayar setelah kampanye selesai. Ini memberikan fleksibilitas bagi klien dalam mengelola anggaran iklan mereka.

Risiko Trade Credit bagi Bisnis

Source: Freepik

Walaupun memiliki banyak manfaat, trade credit juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Berikut adalah lima risiko utamanya:

1. Risiko Keterlambatan Pembayaran

Jika pembeli tidak membayar tepat waktu, pemasok dapat mengalami tekanan keuangan, terutama jika mereka bergantung pada pembayaran tersebut untuk memenuhi kewajiban lainnya.

2. Peningkatan Beban Administrasi

Mengelola akun piutang dari trade credit memerlukan sistem yang baik, seperti software akuntansi. Jika tidak, kesalahan administrasi dapat menyebabkan masalah keuangan.

3. Potensi Kehilangan Barang atau Layanan

Jika pembeli gagal membayar, pemasok berisiko kehilangan barang atau layanan yang telah diberikan tanpa memperoleh keuntungan.

4. Masalah Likuiditas

Bagi pemasok, memberikan terlalu banyak trade credit dapat mengurangi likuiditas perusahaan, yang pada akhirnya menghambat operasi bisnis mereka sendiri.

5. Kerugian Akibat Default Pembayaran

Ketika pembeli benar-benar gagal membayar, pemasok harus menanggung kerugian penuh, yang dapat berdampak signifikan terhadap kelangsungan bisnis mereka.

Sudah Paham Apa itu Trade Credit?

Trade credit adalah solusi finansial yang memberikan fleksibilitas bagi bisnis untuk mengelola arus kas, mendukung pertumbuhan, dan memperkuat hubungan dengan mitra dagang. Dengan memahami jenis, manfaat, contoh, dan risikonya, kamu dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk mendorong keberhasilan bisnismu.

Selain pengelolaan keuangan, kehadiran online yang kuat juga penting untuk bisnis. Memiliki domain profesional adalah langkah pertama membangun reputasi digital. Di sini, RNA.id hadir sebagai solusi dengan layanan domain murah yang dapat membantu bisnis kamu tampil lebih profesional dan kredibel di dunia digital. Mulailah perjalanan bisnismu dengan memanfaatkan trade credit secara cerdas dan domain berkualitas dari RNA.id!

Rate this Article

About Author

Hiqbal Fauzi

As SEO Specialist at Deneva with a bachelor's in animal husbandry, passionate about digital marketing, especially in SEO.

daftar reseller

This will close in 0 seconds