No ratings yet.

Jika kamu pernah mendengar istilah subnet mask, mungkin kamu bertanya-tanya apa fungsinya dalam jaringan komputer. Subnet mask merupakan komponen penting yang membantu mengatur komunikasi antar perangkat dalam jaringan agar lebih efisien. Dalam dunia jaringan, setiap perangkat yang terhubung memiliki alamat IP, dan subnet mask berperan dalam menentukan jaringan mana yang dapat diakses oleh perangkat tersebut.

Tanpa subnet mask, jaringan akan sulit dibedakan dan dapat menyebabkan masalah komunikasi antar perangkat. Oleh karena itu, memahami apa itu subnet mask, bagaimana fungsinya, serta cara menghitungnya sangat penting, terutama bagi administrator jaringan dan siapa pun yang ingin memahami lebih dalam tentang cara kerja internet.

Apa itu Subnet Mask?

Subnet mask adalah angka biner yang digunakan untuk membagi IP address ke dalam subnet yang lebih kecil. Ini membantu dalam mengatur lalu lintas jaringan dan memastikan bahwa data dikirim ke tujuan yang benar.

Setiap alamat IP dalam jaringan komputer terdiri dari dua bagian utama:

  1. Network ID – Bagian dari alamat IP yang mengidentifikasi jaringan.
  2. Host ID – Bagian yang mengidentifikasi perangkat dalam jaringan tersebut.

Subnet mask bekerja dengan membedakan Network ID dan Host ID dalam alamat IP. Misalnya, dalam alamat IP 192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.0, bagian “192.168.1” merupakan Network ID, sementara “.1” adalah Host ID.

Dengan subnet mask, sebuah jaringan besar dapat dibagi menjadi beberapa subnet yang lebih kecil. Ini membantu dalam meningkatkan keamanan dan efisiensi dalam mengelola lalu lintas jaringan.

Fungsi dari Subnet Mask

Subnet mask memiliki peran krusial dalam dunia jaringan komputer. Tanpa subnet mask, sistem jaringan akan kesulitan dalam mengidentifikasi bagian alamat IP yang merupakan Network ID dan bagian yang merupakan Host ID. Ini bisa menyebabkan data yang dikirimkan tidak sampai ke tujuan dengan benar. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari subnet mask yang perlu kamu pahami:

1. Memisahkan Network ID dan Host ID

Subnet mask membantu membedakan bagian jaringan (Network ID) dan bagian perangkat individu (Host ID) dalam suatu alamat IP. Ini sangat penting dalam proses komunikasi jaringan, karena menentukan apakah dua perangkat berada dalam jaringan yang sama atau tidak.

Misalnya, jika kamu memiliki alamat IP 192.168.1.10 dengan subnet mask 255.255.255.0, maka:

  • Network ID: 192.168.1.0
  • Host ID: 10

Dengan demikian, perangkat dalam jaringan 192.168.1.X dapat berkomunikasi langsung, sementara perangkat di luar jaringan ini memerlukan router untuk komunikasi.

2. Mengatur Alur Data di Jaringan

Subnet mask memainkan peran penting dalam menentukan jalur data di jaringan komputer. Dengan adanya subnet mask, router dapat mengarahkan data ke jalur yang benar sehingga komunikasi antar perangkat dalam jaringan menjadi lebih efisien.

Tanpa subnet mask, semua perangkat dalam jaringan harus menerima dan memproses setiap permintaan data, yang dapat menyebabkan kemacetan jaringan. Dengan subnet mask, lalu lintas data menjadi lebih terarah dan efisien.

Bayangkan subnet mask sebagai pembatas jalan di sebuah kota. Jika tidak ada pembatas, semua kendaraan bisa bebas bergerak ke mana saja, menyebabkan kemacetan. Dengan adanya pembatas (subnet mask), jalur kendaraan jadi lebih terorganisir dan lebih efisien.

3. Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Alamat IP

Subnet mask membantu dalam pembagian fungsi IP address yang lebih efisien. Tanpa subnetting, ada banyak alamat IP yang terbuang sia-sia karena sistem jaringan tidak dapat mengelola jumlah perangkat secara optimal.

Misalnya, kamu memiliki jaringan dengan 500 komputer. Jika kamu menggunakan subnet mask standar 255.255.255.0, kamu hanya dapat menampung 254 host per subnet. Namun, jika kamu menggunakan subnet mask 255.255.254.0, kamu dapat menampung hingga 510 host, sehingga mengurangi jumlah alamat IP yang terbuang.

4. Meningkatkan Keamanan Jaringan

Subnetting dengan bantuan subnet mask memungkinkan pemisahan jaringan menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan keamanan data karena dapat membatasi akses antar subnet. Berikut Contoh penerapan keamanan jaringan dengan subnet mask:

  • Jaringan internal dan eksternal – Misalnya, perusahaan membagi jaringan internal mereka (misalnya 192.168.1.X) dengan jaringan eksternal (misalnya 192.168.2.X). Dengan subnet mask, perusahaan dapat mengontrol akses antara jaringan tersebut.
  • Jaringan keuangan dan jaringan karyawan – Jaringan yang menangani transaksi keuangan bisa dibuat lebih terisolasi dengan subnet mask, sehingga tidak dapat diakses oleh karyawan yang tidak berwenang.

Dengan cara ini, subnet mask dapat membantu mengurangi risiko cyber attack, seperti sniffing atau man-in-the-middle attack, yang biasanya terjadi ketika semua perangkat berada dalam satu jaringan yang sama.

5. Memungkinkan Penggunaan VLAN (Virtual LAN)

Subnet mask juga berperan dalam pengelolaan VLAN (Virtual Local Area Network). Dalam hal ini, subnet mask memungkinkan pemisahan jaringan secara virtual meskipun berada dalam infrastruktur fisik yang sama.

Dalam VLAN, setiap subnet memiliki subnet mask yang berbeda, sehingga perangkat dalam satu VLAN tidak dapat langsung berkomunikasi dengan perangkat di VLAN lain tanpa melalui router. Ini berguna dalam perusahaan besar yang ingin membagi jaringan mereka berdasarkan departemen, misalnya:

  • VLAN 1: 192.168.1.0/24 untuk Departemen Sales Promotion,
  • VLAN 2: 192.168.2.0/24 untuk Departemen IT,
  • VLAN 3: 192.168.3.0/24 untuk Departemen Marketing Online,

Dengan VLAN dan subnet mask, lalu lintas data antar departemen bisa dikontrol dengan lebih baik.

6. Memungkinkan Skalabilitas Jaringan

Subnet mask memungkinkan pertumbuhan jaringan yang lebih fleksibel. Jika suatu nama perusahaan ingin berkembang, tentu membutuhkan lebih banyak perangkat. Subnet mask dapat berfungsi mendukung jumlah host lebih besar tanpa mengganggu jaringan yang ada.

Misalnya, jika suatu perusahaan berkembang dari 100 karyawan menjadi 500 karyawan. Dalam hal ini,  mereka dapat dengan mudah mengubah subnet mask dari 255.255.255.192 ke 255.255.254.0, sehingga bisa menampung lebih banyak perangkat tanpa harus mengganti seluruh arsitektur jaringan.

Cara Menghitung Subnet Mask

Menghitung subnet mask sangat penting dalam perencanaan jaringan karena menentukan berapa banyak host (perangkat) yang bisa digunakan dalam satu subnet dan berapa banyak subnet yang tersedia. Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung subnet mask dengan mudah.

1. Menentukan Kelas Alamat IP

Sebelum menghitung subnet mask, kamu harus mengetahui kelas alamat IP yang digunakan. Berikut adalah pembagian kelas berdasarkan Network ID dan Host ID:

Kelas Range IP Default Subnet Mask Total Host per Subnet
A 1.0.0.0 – 126.255.255.255 255.0.0.0 16.777.214
B 128.0.0.0 – 191.255.255.255 255.255.0.0 65.534
C 192.0.0.0 – 223.255.255.255 255.255.255.0 254

Misalnya, jika kamu memiliki IP 192.168.1.0, maka ini adalah kelas C dengan subnet mask default 255.255.255.0.

2. Menentukan Jumlah Subnet yang Dibutuhkan

Subnetting dilakukan untuk membagi jaringan menjadi beberapa subnet yang lebih kecil. Jika kamu ingin membagi jaringan menjadi 8 subnet, maka kamu harus menentukan berapa bit yang perlu “dipinjam” dari Host ID. Gunakan rumus perhitungan subnet berikut ini:

Jumlah Subnet = 2n

Di mana n adalah jumlah bit yang dipinjam dari Host ID. Jika ingin membuat 8 subnet, maka:

2n = 8

n = 3

Artinya, kita perlu meminjam 3 bit dari Host ID, sehingga subnet mask berubah dari 255.255.255.0 menjadi 255.255.255.224.

3. Menentukan Jumlah Host per Subnet

Jumlah host dalam setiap subnet dihitung dengan rumus:

Jumlah Host = 2h − 2

Di mana h adalah jumlah bit yang tersisa untuk Host ID. Jika subnet mask berubah dari 255.255.255.0 menjadi 255.255.255.224, maka h = 5 (karena total bit untuk host adalah 8 dan 3 bit sudah dipinjam).

Jumlah Host = 25 − 2 = 30 

Jadi, setiap subnet dapat menampung 30 perangkat.

Contoh-Contoh Subnet Mask

Supaya kamu makin paham cara kerja subnet mask, kita akan bahas beberapa contoh subnet mask lengkap dengan penjelasan dan penggunaannya. Contoh ini bisa membantumu memahami bagaimana subnet mask membagi jaringan, berapa banyak host yang bisa ditampung, dan bagaimana cara menghitungnya.

1. Subnet Mask: 255.255.255.0 (/24)

Penjelasan:

  • Ini adalah subnet mask default untuk IP kelas C.
  • Notasi Notasi CIDR: /24, artinya 24 bit digunakan untuk network dan 8 bit sisanya untuk host.

Perhitungan:

  • Host bit: 8
  • Jumlah host per subnet: 2⁸ – 2 = 254 host
  • Jumlah subnet (dari /24): 1 (tanpa subnetting)

Contoh penggunaan:

Jaringan kantor kecil dengan maksimal 200 perangkat, misalnya 192.168.10.0/24.

2. Subnet Mask: 255.255.255.192 (/26)

Penjelasan:

  • Subnet mask ini membagi 1 jaringan /24 menjadi 4 subnet, masing-masing dengan 64 alamat.
  • Notasi CIDR-nya adalah /26 (24 + 2), artinya 2 bit dipinjam dari bagian host.

Perhitungan:

  • Host bit: 6
  • Jumlah host: 2⁶ – 2 = 62 host
  • Jumlah subnet: 2² = 4 subnet

Contoh penggunaan:

Untuk divisi yang hanya memiliki 40-60 perangkat, seperti 192.168.1.0/26, subnet-subnetnya:

  • 192.168.1.0/26
  • 192.168.1.64/26
  • 192.168.1.128/26
  • 192.168.1.192/26

3. Subnet Mask: 255.255.255.224 (/27)

Penjelasan:

  • Subnet ini memecah jaringan /24 menjadi 8 subnet kecil, masing-masing hanya untuk 30 host.
  • Cocok untuk divisi kecil atau sistem IoT.

Perhitungan:

  • Host bit: 5
  • Jumlah host: 2⁵ – 2 = 30 host
  • Jumlah subnet: 2³ = 8 subnet

Contoh subnet:

  • 192.168.100.0/27
  • 192.168.100.32/27
  • 192.168.100.64/27…hingga
  • 192.168.100.224/27

4. Subnet Mask: 255.255.255.128 (/25)

Penjelasan:

  • Dengan subnet ini, kamu membagi jaringan /24 menjadi dua bagian besar, masing-masing 126 host.
  • Notasi CIDR-nya adalah /25, artinya hanya 1 bit yang dipinjam dari host.

Perhitungan:

  • Host bit: 7
  • Jumlah host: 2⁷ – 2 = 126 host
  • Jumlah subnet: 2¹ = 2 subnet

Contoh subnet:

  • 192.168.0.0/25
  • 192.168.0.128/25

5. Subnet Mask: 255.255.254.0 (/23)

Penjelasan:

  • Ini adalah subnet mask untuk jaringan supernetting, yang menggabungkan dua jaringan /24.
  • Digunakan ketika kamu butuh lebih banyak host dalam satu jaringan besar.

Perhitungan:

  • Host bit: 9
  • Jumlah host: 2⁹ – 2 = 510 host
  • CIDR: /23

Contoh penggunaan:

sebuah perusahaan dengan banyak perangkat di satu divisi, misalnya 192.168.2.0/23 yang mencakup:

  • 192.168.2.0 – 192.168.3.255

Sudah Paham Apa itu Subnet Masking dan Fungsinya?

Jadi, subnet mask adalah elemen penting dalam jaringan komputer yang berfungsi membagi alamat IP menjadi network dan host. Dengan memahami apa itu subnet mask, fungsinya, hingga cara menghitung dan menerapkannya, kamu bisa mengelola jaringan dengan lebih efisien, aman, dan terstruktur.

Setelah memahami soal pengelolaan jaringan, langkah selanjutnya yang nggak kalah penting adalah memastikan kamu punya nama domain unik untuk kebutuhan website. Kamu bisa temukan berbagai pilihan domain berkualitas di RNA.id yang siap menunjang keandalan infrastruktur digitalmu. Jangan sampai jaringan sudah optimal, tapi nama domain-nya asal-asalan, ya! Yuk, upgrade sistem mu sekarang dengan domain dari RNA.id.

Rate this Article

About Author

Hiqbal Fauzi

As SEO Specialist at Deneva with a bachelor's in animal husbandry, passionate about digital marketing, especially in SEO.

daftar reseller

x