No ratings yet.

Dalam dunia bisnis, inventory adalah salah satu aspek manajemen yang mempengaruhi operasional dari suatu nama perusahaan. Inventory atau persediaan mencakup semua barang yang dimiliki oleh bisnis untuk dijual, digunakan dalam proses produksi, atau disimpan sebagai cadangan. Manajemen inventory yang baik dapat membantu perusahaan mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi.

Namun, tanpa manajemen inventory yang tepat, bisnis dapat menghadapi masalah seperti kelebihan stok atau kekurangan barang yang berdampak pada kepuasan pelanggan. Maka dari itu, memahami pengertian inventory, jenis-jenisnya, serta manajemen dan cara mengelolanya dengan benar adalah hal yang sangat penting untuk kelangsungan bisnis. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang inventory dan cara pengelolaannya!

Pengertian Inventory

Source: Freepik

Secara umum, inventory adalah manajemen persediaan barang atau bahan yang dimiliki oleh perusahaan untuk tujuan tertentu, seperti dijual, digunakan dalam produksi, atau disimpan sebagai cadangan. Barang ini bisa berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun produk jadi.

Inventory memiliki peran penting dalam mendukung operasional bisnis karena ketersediaan barang dalam jumlah yang cukup memastikan kelancaran proses produksi dan penjualan. Pada konteks bisnis, inventory manajemen adalah proses pengawasan, pengendalian, dan pengelolaan stok untuk optimalkan efisiensi serta menghindari kerugian.

Manajemen inventory yang baik mencakup pemantauan stok secara real-time, penjadwalan pengadaan barang, serta antisipasi terhadap kebutuhan pasar. Dengan begitu, perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan, menghindari kelebihan stok, serta memastikan ketersediaan barang bagi pelanggan.

Jenis-Jenis Inventory

Source: Freepik

Inventory dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsi dan perannya dalam rantai pasok. Memahami setiap jenis inventory sangat penting, terutama bagi kamu yang ingin memastikan proses bisnis berjalan lancar dan efisien. Berikut ini adalah jenis-jenis inventory yang perlu kamu ketahui:

1. Raw Materials (Bahan Mentah)

Bahan mentah adalah komponen dasar yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi. Contohnya, kapas yang digunakan dalam industri tekstil atau kayu yang menjadi bahan baku untuk pembuatan furniture.

Bagi perusahaan yang berperan sebagai distributor adalah hal penting untuk memastikan bahan mentah tersedia dalam jumlah cukup agar rantai produksi tidak terhenti. Stok bahan mentah yang optimal akan membantu menjaga stabilitas proses produksi dan memenuhi kebutuhan pangsa pasar dengan baik.

2. Work-in-Progress (Barang Setengah Jadi)

Barang setengah jadi adalah barang yang sedang dalam tahap proses produksi. Barang ini belum siap untuk dijual karena memerlukan proses tambahan sebelum menjadi produk akhir. Contohnya, komponen elektronik yang perlu dirakit untuk menjadi perangkat utuh.

Jenis inventory ini berfungsi sebagai penyangga dalam proses produksi. Dengan pengelolaan yang baik, barang setengah jadi dapat mempercepat waktu produksi dan memastikan produk jadi tersedia sesuai jadwal.

3. Finished Goods (Barang Jadi)

Barang jadi adalah produk akhir yang siap dijual ke konsumen atau didistribusikan ke pasar. Produk ini memiliki peran besar dalam menciptakan revenue stream bagi perusahaan. Misalnya, produk seperti sepatu, pakaian, atau perangkat elektronik adalah contoh barang jadi yang siap memenuhi kebutuhan pelanggan. Manajemen inventory barang jadi yang baik akan membantu mengoptimalkan proses penjualan dan menjaga kepuasan pelanggan.

4. Maintenance, Repair, and Operations (MRO) Inventory

MRO inventory mencakup barang atau peralatan yang digunakan untuk mendukung aktivitas operasional perusahaan. Contohnya, peralatan kantor, suku cadang mesin, atau bahan pembersih.

Meskipun bukan bagian dari produk utama, MRO inventory sangat penting untuk memastikan kelancaran operasional perusahaan. Ketersediaan barang MRO yang memadai akan membantu perusahaan menghindari gangguan yang bisa mempengaruhi produktivitas.

5. Buffer Inventory (Persediaan Cadangan)

Buffer inventory adalah stok tambahan yang disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan atau gangguan dalam proses pengadaan. Stok ini penting untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti musim liburan atau keterlambatan pengiriman barang. Buffer inventory membantu perusahaan menjaga pangsa pasar mereka dengan memastikan pelanggan tetap mendapatkan barang yang dibutuhkan, bahkan dalam situasi darurat.

6. Cycle Inventory

Cycle inventory adalah stok yang digunakan secara rutin dalam siklus tertentu. Misalnya, perusahaan makanan yang memesan bahan baku seperti tepung atau gula berdasarkan kebutuhan bulanan. Jenis inventory ini biasanya dikelola dengan metode pemesanan berkala untuk menjaga stok tetap stabil dan sesuai kebutuhan produksi.

7. Decoupling Inventory

Decoupling inventory adalah stok yang digunakan untuk memisahkan proses produksi yang saling bergantung. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa jika ada gangguan dalam satu tahap produksi, tahap lainnya tetap dapat berjalan tanpa hambatan.

Sebagai contoh, dalam industri manufaktur, mesin yang berbeda mungkin memerlukan waktu pemrosesan yang tidak sama. Decoupling inventory membantu menyinkronkan proses tersebut sehingga tidak ada waktu yang terbuang.

Fungsi Manajemen Inventory

Source: Freepik

Inventory memiliki banyak peran strategis dalam mendukung kelangsungan bisnis, baik itu bisnis besar maupun sektor UKM. Dengan pengelolaan yang tepat, inventory tidak hanya menjaga kestabilan operasional, tetapi juga berkontribusi langsung pada peningkatan omzet dan profit. Berikut adalah tujuh fungsi utama inventory yang perlu kamu pahami:

1. Menjaga Kelancaran Produksi

Inventory berfungsi sebagai penopang utama proses produksi. Dengan persediaan bahan baku yang cukup, perusahaan dapat memastikan produksi berjalan lancar tanpa gangguan. Misalnya, jika pabrik manufaktur memiliki bahan mentah seperti baja atau plastik dalam jumlah besar, proses produksi produk kendaraan atau alat elektronik tidak akan terhambat.

Ketersediaan stok juga membantu perusahaan mengurangi ketergantungan pada waktu pengiriman bahan dari pemasok. Hal ini penting karena hubungan dengan supplier adalah salah satu kunci keberhasilan dalam menjaga rantai pasok. Jika pemasok mengalami keterlambatan, stok cadangan dapat mencegah gangguan dalam operasional.

2. Memenuhi Permintaan Pelanggan

Dalam bisnis ritel atau e-commerce, inventory adalah elemen vital yang memastikan kebutuhan pelanggan terpenuhi dengan cepat. Ketika pelanggan melakukan pemesanan, barang yang tersedia langsung dapat dikirim tanpa harus menunggu proses produksi.

Memenuhi permintaan pelanggan dengan baik juga dapat meningkatkan revenue bisnis. Sebaliknya, kekurangan stok dapat membuat pelanggan mencari produk di tempat lain, sehingga berpotensi merugikan perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan inventory yang tepat membantu perusahaan tetap kompetitif di pasar.

3. Mengantisipasi Lonjakan Permintaan

Lonjakan permintaan sering terjadi, terutama selama momen tertentu seperti liburan, musim promo, atau acara besar. Dengan inventory yang memadai, perusahaan dapat mengantisipasi peningkatan kebutuhan pasar tanpa harus menghentikan proses produksi atau pengadaan barang.

Misalnya, bisnis ritel sering kali menghadapi lonjakan penjualan saat akhir tahun atau diskon besar-besaran. Dalam situasi seperti ini, memiliki stok yang cukup tidak hanya menguntungkan tetapi juga mendukung strategi pemasaran.

4. Mengurangi Biaya Produksi

Manajemen inventory yang baik adalah aspek yang memungkinkan perusahaan membeli bahan baku dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Hal ini dapat mengurangi biaya produksi secara keseluruhan.

Selain itu, inventory cadangan juga dapat digunakan untuk mengantisipasi fluktuasi harga bahan baku. Ketika harga bahan naik, perusahaan yang sudah memiliki stok sebelumnya tetap bisa beroperasi dengan biaya yang lebih rendah. Pada akhirnya, strategi ini membantu meningkatkan omzet dan profit perusahaan.

5. Mengurangi Risiko Keterlambatan Pengiriman

Keterlambatan pengiriman dari pemasok bisa terjadi kapan saja, terutama jika pemasok menghadapi masalah logistik, cuaca buruk, atau situasi lainnya. Dalam kondisi seperti ini, inventory cadangan menjadi solusi untuk memastikan operasional bisnis tidak terganggu.

Misalnya, perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur sering mengandalkan bahan mentah dari pemasok luar negeri. Jika ada hambatan dalam pengiriman internasional, stok cadangan memungkinkan perusahaan tetap memenuhi permintaan pelanggan tanpa kendala waktu.

6. Menjamin Stabilitas Operasional

Manajemen Inventory adalah kunci untuk menjaga stabilitas operasional, terutama dalam menghadapi permintaan pasar yang fluktuatif. Dengan pengelolaan yang tepat, bisnis dapat mempertahankan kestabilan produksi dan penjualan tanpa harus khawatir kehabisan stok.

Khusus untuk sektor UKM, inventory yang terkelola dengan baik dapat memberikan rasa aman bagi pemilik bisnis. Mereka tidak perlu terus-menerus memesan bahan baku dalam waktu dekat, sehingga fokus dapat dialihkan pada pengembangan strategi pemasaran atau peningkatan kualitas produk.

7. Mendukung Strategi Pemasaran

Inventory juga memainkan peran penting dalam mendukung strategi pemasaran perusahaan. Misalnya, dengan memiliki stok barang yang cukup, perusahaan dapat menjalankan berbagai promosi, seperti diskon besar-besaran atau paket bundling, untuk menarik pelanggan.

Di sisi lain, inventory juga memungkinkan bisnis untuk menawarkan produk baru tanpa harus mengganggu stok barang lama. Hal ini terutama penting bagi bisnis yang ingin memperkenalkan produk musiman atau edisi terbatas untuk mendongkrak penjualan.

Tips Manajemen Inventory yang Baik & Efisien

Source: Freepik

Pengelolaan inventory yang baik adalah kunci untuk memastikan bisnis kamu berjalan lancar dan efisien. Dengan manajemen inventory yang tepat, kamu bisa mengurangi biaya operasional, menghindari kekurangan stok, dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Berikut adalah lima tips yang dapat membantu kamu mengelola inventory dengan lebih baik:

1. Gunakan Sistem Digital untuk Manajemen Inventory

Manfaatkan teknologi untuk mempermudah pengelolaan inventory. Software manajemen inventory seperti ERP (Enterprise Resource Planning) atau WMS (Warehouse Management System) memungkinkan kamu melacak stok secara real-time, memantau level persediaan, dan mengoptimalkan distribusi barang. Sistem ini juga meminimalkan kesalahan manusia, sehingga data inventory kamu lebih akurat.

Keuntungan lain dari sistem digital adalah kemampuannya untuk memberikan notifikasi ketika stok hampir habis atau mendekati kadaluarsa. Dengan begitu, kamu dapat mengelola pengadaan barang secara lebih proaktif.

2. Terapkan Metode FIFO dan LIFO dengan Tepat

Pilih metode pengelolaan inventory yang sesuai dengan jenis produk kamu.

  • FIFO (First In, First Out): Barang yang masuk pertama adalah barang yang keluar lebih dulu. Metode ini sangat cocok untuk produk yang mudah kadaluarsa, seperti makanan atau obat-obatan.
  • LIFO (Last In, First Out): Barang yang masuk terakhir adalah barang yang keluar lebih dulu. Metode ini biasanya digunakan untuk produk yang tidak memiliki masa kadaluarsa, seperti bahan bangunan.

Dengan menerapkan metode ini secara konsisten, kamu dapat mengurangi risiko barang usang atau kedaluwarsa.

3. Lakukan Forecasting Permintaan Secara Akurat

Perkiraan kebutuhan stok yang akurat adalah kunci dalam manajemen inventory yang efisien. Gunakan data historis penjualan, tren pasar, dan pola musiman untuk memprediksi jumlah stok yang harus disiapkan.

Misalnya, jika kamu menjalankan bisnis online yang menjual produk musiman seperti pakaian, pastikan kamu memiliki stok lebih banyak menjelang musim tertentu. Dengan forecasting yang baik, kamu bisa menghindari overstocking (kelebihan stok) atau understocking (kekurangan stok).

4. Rutin Lakukan Audit Inventory

Audit inventory adalah langkah penting untuk memastikan jumlah stok fisik sesuai dengan data di sistem. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi barang yang hilang, rusak, atau salah pencatatan.

Jadwalkan audit secara berkala, seperti mingguan, bulanan, atau kuartalan, tergantung pada skala bisnis kamu. Dengan audit yang teratur, kamu dapat meminimalkan kesalahan manajemen dan meningkatkan kepercayaan pada data inventory.

5. Latih Tim dalam Manajemen Inventory

Tim yang terlatih adalah aset penting dalam pengelolaan inventory. Pastikan semua anggota tim memahami proses manajemen inventory, mulai dari pencatatan barang, penggunaan software, hingga prosedur audit.

Selain itu, berikan pelatihan berkala untuk memperbarui pengetahuan mereka tentang teknik manajemen terbaru. Tim yang kompeten akan membantu kamu menjalankan sistem inventory dengan lebih efisien dan minim kesalahan.

Sudah Paham Apa itu Manajemen Inventory?

Inventory merupakan elemen penting dalam operasional bisnis yang mencakup berbagai jenis barang, dikelola untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, serta menjaga kelancaran operasional. Dengan memahami jenis-jenis inventory, fungsi utamanya, serta cara pengelolaannya, kamu dapat meningkatkan efisiensi bisnis sekaligus mengurangi risiko kerugian. Penggunaan teknologi, seperti software manajemen inventory, dan penerapan tips pengelolaan yang tepat akan membantu bisnis kamu tetap kompetitif di pasar.

Untuk mendukung kelancaran bisnis online kamu, memiliki domain yang profesional juga tak kalah penting. Dengan domain yang mudah diingat, seperti yang ditawarkan oleh RNA.id, kamu bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan sekaligus memperkuat branding. Mulai langkah pertama bisnis kamu dengan layanan domain berkualitas dari RNA.id dan buat bisnismu lebih terlihat profesional di dunia digital!

Rate this Article

About Author

Hiqbal Fauzi

As SEO Specialist at Deneva with a bachelor's in animal husbandry, passionate about digital marketing, especially in SEO.

daftar reseller

This will close in 0 seconds